Sabtu, 25 Februari 2012

sistem regulasi manusia




System regulasi pada manusia


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
                Saat anda mendengarkan music enak , pasti anda akan menggerakan anggota badan , baik menggerakaan  kepala , badan, atau tangan  .hal ini terjadi karena adanya kerja sama antara organ organ penyusun tubuh anda, rangsangan berupa suara music di tangkap oleh telinga yang merupakan alat indra pendengaran ,rangsangan tersebut dikirimkan ke pusat syaraf melalui syaraf-syaraf pendengaran  .rangsangan diterima saraf pusat dan di respon . respon dikirim kembali ke reseptor  melalui saraf-saraf dalam tubuh sehingga menghasilkan aktivitas tubuh.
                Kerja sama antara berbagi system organ tubuh dikenal denagn nama system regulasi . system regulasi terdiri dari sistim saraf, endokrin ,dan alat indra . semua aktivitas dalam tubuh diatur oleh system regulasi ini , tidak ada satupun aktifitas tubuh yang terlepas dari system regulasi ini. Pengetahuan tentang sistim regulasi manusia lebih lanjut akan dibahas dalam makalah ini.

B. Batasan Masalah
Adapun batasan Masalah dalam karya tulis ini adalah:
Mengetetahui system regulasi yang terdapat pada manusia
C. Tujuan Yang Ingin Dicapai
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini adalah;
·         Untuk mengetahui Sistem regulasi pada manusia
·         Memehami system saraf pada manusia
·         Mengetahui dan memahami kelainan yang dapat terjadi pada sistim endokrin
·         Memehami macam-macam alat indra manusia


D. Metode Yang Digunakan
Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalam Karya tulis ini.






BAB II

SISTEM REGULASI MANUSIA



            Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (system regulasi) yang terdiri dari saraf, endokrin (hormone), dan pengindraan. System saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan system saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. System hormone mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormone bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormone dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakan reseptor rangsang dari luar. Alat indera meliputi mata, telinga, kulit, hidung dan lidah.
A.     SISTEM SARAF
Organisme perlu mengenali parubahan lingkungannya. Perubahan lingkungan itu dapat merupakan rangsangan atau stimulus bagi organisme. Menurut asalnya, rangsangan dibedakan menjadi dua macam, yaitu rangsangan dari luar tubuh dan dari dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh misalnya suara, cahaya, bau, panas, dan tekanan. Rangsangan dari dalam tubuh misalnya rasa lapar, haus, dan nyeri. Menurut rangsangan mekanis adalah sentuhan dan tekanan. Contoh rangsangan kimia adalah rasa manis, pahit, asam, bau. Contoh rangsangan fisik adalah suhu, listrik, gravitasi, cahaya, dan suara. Untuk dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungannya, organisme memerlukan tiga komponen utama yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.
1. Reseptor.
Reseptor atau penerima merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Alat indra kita adalah reseptor (penerima) rangsang tertentu. Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensori yang peka terhadap rangsang tertentu. Rangsangan yang diterima diteruskan melalui serabut saraf sebagai impuls saraf.
2. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan system saraf tepi. Sistem saraf berfungsi menerima, mengolah, dan meneruskan rangsangan ke efektor.
3. Efektor
Efektor merupakan struktur yang meleksanakan aksi sebagai jawaban terhadap impuls yang dating padanya. Efektor yang penting pada manusia adalah otot.
a.       Sel Saraf (neuron)
Sistem saraf dibangun oleh triliunan sel saraf atau neuron. Sel saraf memiliki kepekaan terhadap rangsang dan mampu menghantarkannya. Sebuah sel saraf memiliki satu badan sel yang memiliki sitoplasma dan inti sel.
Badan sel memiliki sebuah inti dan didalam sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl. Butir-butir Nissl berfungsi untuk mensintesius protein karena di dalam butir tersebut mengandung RNA. Badan sel ini hanya terdapat pada saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada ganglion. Ganglion merupakan sekumpulan badan sel saraf yang terdapat di luar saraf pusat. Ciri khas lain dari sel saraf adalah adanya neurofibril yang terdapat di seluruh badan sel meluas sampai dendrit dan neurit.
Dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma. Ada dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrite dan neurit. Dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma. Ada dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrit dan akson.
1.      Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma yang terletak pada badan sel, berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor atau dengan ujung-ujung akson dari neuron lain. Pada umumnya dendrit berupa serabut pendek, tetapi pada sel saraf sensori, dendrit berukuran panjang.
2.      Neurit (akson) merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel. Neurit dari beberapa sel saraf dibungkus oleh selaput mielin. Selaput atau selubung myelin ini tersusun sebagian besar oleh lemak. Neurit diibaratkan sebagai kabel listrik; kawat halus di dalamnya sebagai neurofibril dan pembungkusnya sebagai selaput myelin. Selaput mielion berfungsi untuk melindungi neurit dan memberi nutrient, selaput myelin merupakan kumpulan sel Schwann. Tidak semua bagian neurit deselubungi selaput mielin. Pada tempat-tempat tertentu terdapat suatu penyempitan melingkar (sirkuler) yang disebut nodus Ranvier (Node of Ranvier), sehingga serbut saraf tampak seperti buku-buku.

Nama
Struktur
Fungsi
Neuron sensori
Badan selnya bergelombang membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang
Membawa rangsangan ke system saraf pusat
Interneuron (neuron intermediet)
Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan panjang
Menerima rangsangan dari neuron sensori atau neuron intermediet yang lain.
Neuron motor
Dendrite pendek dan aksonnya panjang
Membawa/meneruskan system saraf pusat ke efektor
           


Berdasarkan pada struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf, yaitu sel saraf sensori, motor, dan konektor (interneuron).
a.    Sel Saraf  Sensori (Neuron Sensori)
Sel saraf sensori merupakan sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indra menuju ke sumsum tulang belakang. Oleh karena itu sel saraf sensori disebut juga sel saraf indra. Dendritnya berhubungan dengan indra untuk menerima rangsang, sedangkan neuritnya berhubungan dengan sel saraf lain.
b.    Sel Saraf Motori (Neuron Motor)
Sel saraf ini berfungsi untuk menyampaikan perintah dari otak atau sumsum tilang belakang menuju ke otot aatu kelenjar tubuh. Sel saraf ni disebut juga sebagai sel saraf penggerak. Dendritnya berhubungan dengan neurit dari neuron lain sedangkan neuritnya berhubungan dengan efektor. efektor biasanya berupa otot atau kelenjar tubuh. Badan sel saraf motor terdapat pada pusat saraf.
c.    Sel Saraf Konektor (Interneuron)
Interneuron atau neuron konektor merupakan sel sarf berkutub banyak (multi polar) yang memiliki banyak dendrite dan akson. Fungsi sel saraf ini disebut pula sebagai sel saraf perantara atau penghubung. Ujung dendrit sel saraf yang satu berhubungan dengan ujung neurit sel saraf yang lain. Pada pertemuan ujung neurit dengan dendrit sel saraf berikutnya terdapat celah sempit yang disebut sinapsis. Pada tempat tertentu, badan sel saraf terkumpul membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.

PRINSIP PENGHANTAR IMPULS
            Rangsangan yang diterima oleh saraf sensori dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Sinapsis merupakan titik pertemuan antara terminal neuron yang satu dengan lainnya.
a.       Penghantaran lewat sel saraf
Jika tidak ada penghantaran, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik di luar membrane neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah negative.keadaan seperti ini disebut juga polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membrane akan berubah. Akibatnya, polarisasi membrane berubah. Polarisasi mengalami pembalikan di lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori.

b.      Penghantaran lewat sinapsis
Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron. Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane prasinapsis terhadap ion Ca. akibatnya, ion Ca masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinapsis sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis. Neurotransmitter membawa impuls ke membrane post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membrane post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

GERAK REFLEKS
Gerak merupakan salah satu aktivitas tubuh yang dapat digunakan untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Sering kali dalam kehidupan sehari-hari kita melkukan gerakan yang disadari maupun yang tidak kita sadari.
Impuls pada gerak biasa melalui perjalan yang berbeda dengan gerak refleks. Pada gerak biasa, impuls yng diterima oleh reseptor berjalan ke saraf sensori, selanjutnya dibawa ke otak untuk di olah. Hasil olahan di otak berupa tanggapan akan dibawa oleh saraf motor menuju ke efektor.
            Gerak refleks melalui jalan pendek, yaitu diawali dari reseptor sebagai penerima rangsang kemudian dibawa oleh saraf konektor ke pusat saraf. Impuls tersebut selanjutnya diteima sel saraf konektor tanpa diolah oleh otak, kemudian tanggapan dikirim oleh saraf motor menuju ke efektor. jalannya impuls pada suatu kegiatan refleks disebut lengkung refleks. Berdasarkan letak penghubungnya, gerak refleks dibedakan menjadi refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Disebut refleks otak apabila saraf penghubungnya terletak didalam otak, misalnya refleks pupil mata yang membesar atau mengecil sebagai respons terhadap perubahan intensitas cahaya. Disebut refleks sumsum tulang belakang apabila saraf penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang belakang. Misalnya refleks pada lutut.

SUSUNAN SISTEM SARAF
a.      System saraf pusat
System saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Seluruh aktivitas tubuh kita dikendalikan oleh system saraf pusat tersebut. Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh. Otak dilindungi oleh tengkorak sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ system saraf juga dilindungi oleh selaput otak yang disebut meninges. Meninges terdiri dari tiga lapis, dari dalam keluar, yaitu:
1.    Pia mater
Pia mater adalah selaput paling dalam dan sangat dekat dengan permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini menyelipkan diri ke dalam celah-celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah, sehingga berperan dalam menyalurkan oksigen dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
2.    Araknoid
Araknoid berupa selaput jarring yang lembut, terletak anatar pia mater dan dura mater.
3.    Dura mater
Dura mater merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta bersatu dengan tengkorak.






-  Otak

            Otak merupakan pusat saraf utama, terletak didalam rongga tengkorak. Ukuran otak manusia bervariasi, ditentukan oleh jenis kelamin, umur, dan ukuran fisik seseorang. Ukuran otak manusia mencapai maksimum pada usia 18 tahun. Berat otak orang dewasa sekitar 1,4 kg. Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar.
            Otak dibagi menjadi 3 daerah, yait otak depan, otak tengah dan oatk belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan  otak pada fase embrio, sedangkan pada otak manusi dewasa sudah tidak tampak nyata karena masing-masing terdiri dari beberapa bagian atau lobus.
-          Thalamus
Thalamus memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan ke bagian lain di otak. Jadi, thalamus merupakan pusat penerus impuls sensori ke berbagai bagian sensori serebrum. Thalamus juga melakukan persepsi terhadap rasa sakit dan rasa menyenangkan. Thalamus mengatur dan mengoordinasi manifestasi luar dari emosi. 
-          Hipotalamus 
Hipotalamus memiliki fungsi penting untuk mengontrol sejumlah fungsi autonom. Hipotalamus merupakan pusat koordinasi system saraf autonom yang mengendalikan suhu tubuh, selera makan, lapat, haus, keseimbangan metabolism karbohidrat dan lemak, tekanan darah, tingkah laku, dan tidur. Hipotalamus juga mengontrol fungsi tertentu kelenjar pituitary (kelenjar hipofisis) dengan menghasilkan faktor pelepas.
-          Kelenjar pituitary
Kelenjar pituitary atau hipofisis serebri adalah kelenjar endokrin yang terletak di lekuk kecil pada dasar tengkorak (selatursika), tepat di bawah hipotalamus dan dihubungkan oleh tangkai kecil. Satu-satunya fungsi kelenjar pituitary yang telah diketahui adalah sekresi hormone.
b.      System saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar.
1.    Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar artinya saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah komando kesadaran kita. Sebagai contoh, tangan kita gerakan karena secara sadar kita ingin mengambil gelas; bibir bergerak karena kita sadar ingin berbicara.
System saraf sadar meliputi system saraf kepala dan sistem saraf tulang belakang. Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak.
2.    Sistem Saraf Tak Sadar
Sumsum saraf ini terletak khusus di sumsum tulang belakang. Susunan saraf simpatik dan saraf tulang belakng. Susunan saraf autonom dan saraf parasimpatetik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak padaposisi ganglion. Saraf simpatetik memilki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut praganglion pendek dan memilki serabut postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memilki serabut praganglion yang panjang akarena ganglion menempel pada organ yang dibantu efektor dan memilki serabut postganglion pendek.

B.     SISTEM HORMON
Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memilki saluran tersendiri. Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan mempengaruhi jaringan dan organ sasaran atau organ target yang letaknya jauh dari kelenjar. Tidak seperti sistem syaraf, pengaruh hormon berjalan lambat.. meskipun demikian, karena hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya pada jaringan dan menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, hormon ada pula yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neurosekretori. Hormon yang dihasilkan disebut neurohormon.
Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan internal, reaksi terhadap stress, serta tingkah laku. Dalam kegiatan tubuh, hormon hanya sedikit diperlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang sangat luas. Hormon dikeluarkan sebagai respons atas rangsangan saraf secara langsung kepada kelnjar yang cocok. Contohnya sekresi adrenalin dari medulla adrenal terjadi karena stimulasi dari sistem saraf simpatetik atau karena substansi tertentu dalam darah. Macam-macam kelenjar endokrin pada tubuh manusia antara lain hipofisis, epifisis, tiroid, paratiroid, timus, glandula adrenal, pancreas, kelenjar kelamin, kelenjar pencernaan. Berikut ini akan dibahas lebih rinsi masing-masing kelenjar tersebut.
1.      Kelenjar Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar hipofisis terdapat pada lekukan tulang selatursika di bagian tengah tulang baji. Ukurannya kurang lebih sebasar kacang ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior (depan), intermediet (tengah), dan posterior (belakang). Lobus intermedit terdapat dalam kelenjar putuitari bayi, sedangkan pada orang dewasa hanya merypakan sisa saja.
Meskipun berukuran kecil, hipofisis memegang peranan penting dalam koordibasi tubuh sehingga sering disebut master of glands. Berikut ini bahasan tentang kelenjar hipofisis bagian anterior, posterior, dan tengah.
a.      Kelenjar Hipofisis Anterior
   Kelenjar ini merupakan penghasil hormon yang paling beraneka raga mdan mempengaruhi bermacam-macam organ.
            Hormon diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika produksi suatu hormon kurang atau berlebihan akan membawa akibat yang tidak diinginkan. Misalnya jika produksi hormon somatotrof terlalu berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa. Apabila berlebihan hormone somatotrof terjadi di usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan ujung-ujung tulang kearah samping. Sebaliknya, jika hormon somatotrof terlalu sedikit maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan atau kekerdilan.
b.      Kelenjar Hipofisis Posterior dan Tengah
Hipofisis bagian tengah hanya menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH). MSH mempengaruhi warna kulit individu.
2.      Kelenjar Epifisis
Kelenjar epifisis terdapat di otak bagian atas. Hingga saat ini belum dapat diketahuai dengan pasti hormon yang dihasilkan dan pengaruhnya.
3.      Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdapat di leher bagian depan sebelah jakun dan terdiri dari dua lobus, hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin. Tiroksin mengandung yodium.
Hipertiroid (kelebihan produksi hormone tiroid) menyebabkan gejala hipermetabolisme atau disebut juga morbus basedowi dengan tanda-tanda yaitu gugup, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, mulut ternganga, dan mata lebar (eksoftalmus). Hipotiroid sebelum dewasa menyebabnkan kretinisme (kerdil), penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal. Hipotiroid pada orang dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok.
4.      Kelenjar Anak Gondok (Glandula Paratiroid)
Kelenjar ini mensekresikan hormon yang dinamakan parathormon (PTH). Kelenjar anak gondok terdiri dari empat struktur kecil yang menempel di permukaan belakang kelenjar tiroid. Peranan hormon ini adalah untuk metabolisme kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+).
Hipoparathormon (kekurangan parathormon) menyebabkan gejala kekejangan otot, sedangkan hiperparathormon menyebabkan kelainan pada tulang, seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah. Selain itu, kelebihan Ca2+ yang apabila dieksresikan dalam air seni berasam ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal.
5.      Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbun hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
6.      Kelenjar Anak Ginjal (Glandula Adrenal)
Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak di atas tiap ginjal. Kelenjar ini kaya akan persesiaan darah. Baik secara anatomi, ataupun fungsional, kelenjar itu terdiri dari dua bagian yang berbeda. Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal. Bagian medulla menghasilkan hormone adrenalin (epinefrin). Adrenalin berpengaruh terhadap penyempiatan pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat, mengubah glikogen (gula otot) menjadi (gula darah). Bersam insulin (secret dari kelenjar pancreas), adrenalin mengtur kadar gula dalam darah sampai 0,1%.
Bagian korteks mensekresikan hormon kortin (kortison dan deoksikortison). Kekurangan hormone ini menyebabkan penyakit Addison, yang gejalanya antara lain tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang. Penykit ini dapat menybabkan kematian pada penderita.
7.      Kelenjar Langerhans (Pankreas)
Pulau-pulau Langerhans adalah sekelompok sel yang tersebar di seluruh pancreas dan kaya akan pembuluh darah. Kelenjar Langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin berfungsi mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Glukagon yang berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa. Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan diabetes mellitus (kencing manis) akibat kenaikan kadar gula dalam darah.
8.      Kelenjar Kelamin
Testis merupakan kelenjar kelamin laki-laki yang mengandung sel Leydig. Sel-sel Leydig menghsilkan hormone testoteron yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Misalnya suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu (kumis, janggut, cambang). Disamping itu testoteron juga mempengaruhi proses spermatogenesis.
Ovarium adalah kelenjar kelamin wanita yang mensekresikan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berpengaruh terhadap pertumbuhan kelamin sekunder pada wanita. Misalnya membesarnya payudara dan pinggul, serta dimulainya menstruasi.
9.      Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pada lambung menghasilkan hormon gastrin, yang berfungsi merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar pada usus memproduksi hormon sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pankreas dan hormon kolesistokinin yang merangsang sekresi getah ampedu.

C.     ALAT INDERA
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memilki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapt berasal dari dalam dirinya atau dating dari luar, reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audireseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.
Ada lima macam alat indra pada tubuh manusia, yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra peraba dan perasa, indra pencium, dan indra pengecap. Berikut ini akan dibahas secara rinci alat tersebut satu persatu.
1.      Indra penglihat (mata)
Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, system lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor, dan system saraf untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.


Lapisan bola mata:
Bola mata memiliki garis tengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid, dan retina.
1). Sklera
            Sklera merupakan lapisan yang dibangun oleh aringan ikat fibrosa dan berwarna putih. Fungsi lapisan ini sebagai pelindung. Di sebelah luar sklera terdapat lapisan sel-sel epithelium yang membentuk membrane mukosa yang disebut konjungtiva.lapisan konjungtiva menjaga kelembapan mata. Lapisan sklera dibagian depan bersifat transfaran, disebut kornea. Korne berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan. Lapisan konjungtiva tidak menutupi sclera.
2) Koroid
            Koroid adalahh lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya di sebelah dalam sklera. Dibagian depan mata, lapisan koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris yang tengahnya berlubang. Lubang itu disebut orang-orangan mata atau pupil. Sinar masuk melalui pupil. Dibelakang iris terdapat selaput berpigmen yang memancarkan warna biru, hijau, cokelat, atau hitam, tergantung pada pigmen yang dikandungnya. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan oleh kontraksi dan relaksasinya otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Jadi iris berfungsi sebagai diafragma.
3) Retina
            Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitive terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai e otak. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
2.      Indra pendengar (telinga)
Mendengar adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar, yaitu telinga, melalui udara.
Telinga merupakan alat pendengar dan alat keseimbanagan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan elinga dalam.
a.    Telinga luar
Terdiri atas daun telinga dan lubang telinga luar. Daun telinga terdiri atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah, yaitu cuping telinga, terdiri atas lemak. Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus  yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
b.    Telinga Tengah
Merupakan rongga yang berhubungan dengan faring melalui saluran Eustachiu. Fungsi saluran ini untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga tengah. Pada telinga tengah terdapat membran timpani dan tulang-tulang telinga tengah. Membran timpani (disebut juga dengan istilah gendang telinga) merupakan selaput yang menerima gelombang bunyi dan memisahkan antara telinga luar dan telinga dalam.
Tulang-tulang telinga terdiri atas tiga macam, yaitu tulang martil (malleus) yang menempel pada gendang telinga, tulang martil (bentuknya seperti martil) melekat pada gendang tilnga dan tulang sanggurdi (bentuknya menyerupai sanggurdi, tempat pijakan kaki dalam menunggang kuda) berhubungan dengan jendela oval pada telinga dalam. Rangkaian ketiga tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga.
c.    Rongga Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang, dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari utrikulus dan sakulus di dalam vestibula, saluran koklea di dalam koklea, dan membrane saluran setengah lingkaran merupakan organ keseimbangan, sedangkan koklea merupakan organ pendengar.
d.    Proses Mendengar
Bagaimana kita bisa mendengarkan suara? Mekanisme mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui liang telinga, yang akan menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan diteruskan ke dalam telinga tengah melalui tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya getaran diteruskan ke telinga dalam melalui selaput jendela oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat di dalam skala vestibul. Getaran cairan tersebut akan menggetarkan membrane Raissner dan menggetarkan cairan endolimfe dalam skala media. Getaran cairan ini menggerakan membrane basiler yang selanjutnya menggetarkan cairan dalam skala timpani. Pada saat membrane basiler bergetar akan menggerakan sel-sel rambut, dan ketika sel-sel rambut tersebut menyentuh membrane didalam otak melalui saraf sensori (saraf pendengar).
e.       Mekanisme terjadinya suara
Gelombang suara yang masuk ke dalam liang telinga akan memukul gendang telinga (membrane timpani) sehingga bergetar. Getaran membawa timpani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang terdiri dari tulang martil (maleus), landasan (inkus), dan sanggurdi (stapes).
Telinga tengah dihubungkan ke nasofaring oleh tabung Eustachius. Getaran dari osikula yang paling dalam (dari tulang sanggurdi) ditransmisikan ke telinga dalam melalui membrane jendela oval ke koklea. Koklea merupakan suatu tabung yang kurang lebih panjangnya 3 cm dan bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi cairan limfa.
Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea. Selanjutnya, getaran diteruskan dengan gerak berlawanan arah ke jendela bundar. Di bagian dalam ruangan koklea terdapat organ Korti. Organ Korti berisi sel-sel rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membrane basiler dan membrane tektorial. Getaran dalam cairan koklea menimbulkan getaran dalam membrane basiler. Hal ini menggerakan sel-sel rambut terhadap membrane tektorial, yang berarti menstimulasinya. Impuls listrik yang timbul dalam sel ini kemudian diteruskan oleh saraf auditori ke otak. Dengan demikian kita dapat mendengarkan suara.
f.       Alat keseimbangan (ekuilibrium)
Peranan lain dari telinga adalah sebagai alat keseimbangan. Alat ini berupa saluran setengah lingkaran dan setiap saluran menggembung pada salah satu ujungnya yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat reseptor yang berupa kelompok sel saraf sensori yang memilki rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah, disebut kupula. Selain tiga saluran setengah lingkaran terdapat alat keseimbangan yang terletak di dalam utrikulus dan sakulus yang berupa sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang ukurannya sangat kecil. Perubahan posisi kepala menyebabkan otolit bergeser posisinya, akibatnya timbul impuls yang akan dikirim ke oatak, sehingga mereka mersakan sedang miring atau tegak. Gerakan melingkar pada kepala mengakibatkan terjadinya aliran cairan limfe dan menggerakkan otolit meskipun kita sudah berhenti berputar. Akibatnya kita merasa pusing.
3.      Indra peraba dan perasa (kulit)
Kulit meruapakn indra peraba, sebab memili ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus untuk sentuk sentuhan, tekanan, temperature(panas dan dingin), serta rasa sakit. Sebagaian besar reseptor terletak pada lapisan dermis, dan juga yang terletak pada lapisan epidermis. Ujung-ujung saraf tersebut ada yang terbungkus kapsul (disebut korpuskula) dan ada yang tidak terbungkus (disebut ujung-ujung saraf bebas). Ujung saraf yang tergolong korpuskula adalah korpuskula meissner (reseptor untuk sentuhan, terletak dekat permukaan kulit), dan korpuskula Ruffini (ujung saraf peraba). Ujung saraf bebas antara lain reseptor untuk sentuhan yang terletak dilapisan epidermis kulit, serta reseptor untuk sentuhan yang terletak di pangkal setiap rambut. Selain itu ada pula Lempeng Markel yang merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan. Reseptor tidak merata di seluruh permukaan tubuh. Contohnya reseptor sentuhan, dikulit ujung jari terdapat sekitar 100 reseptor per sentimeter persegi, sedangkan di kulit bagian belakang tangan terdiri kurang dari 10 untuk setiap sentimeter persegi.

4.      Indra pembau (hidung)





Manusia mampu mendeteksi dengan menggunakan sel-sel reseptoe yang ada di dalam hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia (kemoreseptor) terdapat pada lapisan epithelium yang terletak di sebelah dorsal rongga hidung, dan terlindung oleh lender (merkus). Di akhir setiap sel sensori terdapat beberapa cilia atau rambut pembau. Molekul-molekul larut dalam air dan lemak yang ada di udara akan larut dalam lapisan lender tersebut dan menimbulkan sensasi bau. Aktifnya indra pembau dirangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang karena dihadapkan pada bau yang sesak dan pengap, maka kalian tidak segera merasakan bau yang tidak enak tersebut.

5.      Indra pengecap (lidah)

Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Di permukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi kesan lidah terlihat kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap. Permukaan lidah dilapisi oleh lapisan epithelium yang banyak mengandung kelenjar lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kunsup pengecap. Kuncup pengecap tersebut terdiri atas sekelompok sel sensori yang memiliki tonjolan seperti rambut. Kuncup pengecap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu manis, asam, dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak berkumpul pada daerah tertentu pada lidah.

D.     KELAINAN PADA SISTEM REGULASI
1.      Amnesia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengenali kejadian-kejadian atau mengingat apa yang terjadi dalam suatu periode di masa lampau akibat goncangan batin atau cedera otak.
2.      Stroke yaitu kerusakan otak akibat tersumbatnya atau pecahnya pembuluh darah di otak.
3.      Cutter , penderita cutter diduga ratusan sampai ribuan. Penderita selalu melukai dirinya sendiri pada saat depresi, strees atau bingung.
4.      Neuritis yaitu radang saraf yang disebabkan oleh pengaruh fisik seperti tekanan pukulan dan patah tulang.
5.      Transeksi yaitu kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari medulla spinalis, misalnya karena jatuh atau tertembak yang disertai dengan hancurnya tulang-tulang belakang (vertebra).
6.      Parkinson yaitu penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotransmitter dopamine pada dasar ganglion.
7.      Epilepsy yaitu suatu penyakit yang terjadi karena dilepaskannya letusan-letusan listrik (impuls) pada neuron-neuron diota.
8.      Poliomyelitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh inveksi virus yang menyerang neuron motor system saraf pusat (otak dan medulla spinalis).
9.      Neurastonia yaitu penderita lemah saraf biasanya pemarah, kecil hati, dan kurang tenaga.

BAB III
Penutup      
Kesimpulan……………………………………………….
Saran……………………….……………………….