System regulasi pada manusia
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat anda mendengarkan music enak , pasti anda akan
menggerakan anggota badan , baik menggerakaan
kepala , badan, atau tangan .hal
ini terjadi karena adanya kerja sama antara organ organ penyusun tubuh anda,
rangsangan berupa suara music di tangkap oleh telinga yang merupakan alat indra
pendengaran ,rangsangan tersebut dikirimkan ke pusat syaraf melalui
syaraf-syaraf pendengaran .rangsangan
diterima saraf pusat dan di respon . respon dikirim kembali ke reseptor melalui saraf-saraf dalam tubuh sehingga menghasilkan
aktivitas tubuh.
Kerja sama antara berbagi system organ tubuh dikenal
denagn nama system regulasi . system regulasi terdiri dari sistim saraf,
endokrin ,dan alat indra . semua aktivitas dalam tubuh diatur oleh system
regulasi ini , tidak ada satupun aktifitas tubuh yang terlepas dari system
regulasi ini. Pengetahuan tentang sistim regulasi manusia lebih lanjut akan
dibahas dalam makalah ini.
B. Batasan Masalah
Adapun batasan Masalah dalam
karya tulis ini adalah:
Mengetetahui system regulasi yang terdapat pada manusia
C. Tujuan Yang Ingin Dicapai
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini
adalah;
·
Untuk mengetahui Sistem regulasi pada manusia
·
Memehami system saraf pada manusia
·
Mengetahui dan memahami kelainan yang dapat
terjadi pada sistim endokrin
·
Memehami macam-macam alat indra manusia
D. Metode Yang Digunakan
Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu
pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku,
litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di
bahas di dalam Karya tulis ini.
BAB
II
SISTEM REGULASI MANUSIA
Tubuh manusia dilengkapi
tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (system regulasi) yang terdiri dari
saraf, endokrin (hormone), dan pengindraan. System saraf bekerja dengan cepat
untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan
system saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. System hormone mengatur
pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormone
bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang
lama. Pengangkutan hormone dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera
merupakan reseptor rangsang dari luar. Alat indera meliputi mata, telinga,
kulit, hidung dan lidah.
A.
SISTEM
SARAF
Organisme perlu mengenali parubahan lingkungannya.
Perubahan lingkungan itu dapat merupakan rangsangan atau stimulus bagi
organisme. Menurut asalnya, rangsangan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
rangsangan dari luar tubuh dan dari dalam tubuh. Rangsangan dari luar tubuh
misalnya suara, cahaya, bau, panas, dan tekanan. Rangsangan dari dalam tubuh
misalnya rasa lapar, haus, dan nyeri. Menurut rangsangan mekanis adalah
sentuhan dan tekanan. Contoh rangsangan kimia adalah rasa manis, pahit, asam,
bau. Contoh rangsangan fisik adalah suhu, listrik, gravitasi, cahaya, dan
suara. Untuk dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungannya, organisme
memerlukan tiga komponen utama yaitu reseptor, sistem saraf, dan efektor.
1. Reseptor.
Reseptor atau penerima merupakan suatu struktur yang
mampu mendeteksi rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Alat indra kita adalah reseptor (penerima) rangsang tertentu. Pada indra
terdapat ujung-ujung saraf sensori yang peka terhadap rangsang tertentu.
Rangsangan yang diterima diteruskan melalui serabut saraf sebagai impuls saraf.
2. Sistem saraf
Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan system
saraf tepi. Sistem saraf berfungsi menerima, mengolah, dan meneruskan
rangsangan ke efektor.
3. Efektor
Efektor merupakan struktur yang meleksanakan aksi sebagai
jawaban terhadap impuls yang dating padanya. Efektor yang penting pada manusia
adalah otot.
a.
Sel Saraf (neuron)
Sistem saraf dibangun oleh triliunan sel saraf atau neuron. Sel
saraf memiliki kepekaan terhadap rangsang dan mampu menghantarkannya. Sebuah
sel saraf memiliki satu badan sel yang memiliki sitoplasma dan inti sel.
Badan sel memiliki sebuah inti dan didalam sitoplasmanya
terdapat butir-butir Nissl. Butir-butir
Nissl berfungsi untuk mensintesius protein karena di dalam butir tersebut
mengandung RNA. Badan sel ini hanya terdapat pada saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang) dan pada ganglion. Ganglion merupakan sekumpulan badan sel
saraf yang terdapat di luar saraf pusat. Ciri khas lain dari sel saraf adalah
adanya neurofibril yang terdapat di seluruh badan sel meluas sampai dendrit dan
neurit.
Dari badan sel keluar tonjolan-tonjolan sitoplasma. Ada
dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrite dan neurit. Dari badan sel keluar
tonjolan-tonjolan sitoplasma. Ada dua macam tonjolan sitoplasma, yaitu dendrit dan akson.
1.
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma yang terletak pada
badan sel, berfungsi untuk meneruskan impuls dari reseptor atau dengan
ujung-ujung akson dari neuron lain. Pada umumnya dendrit berupa serabut pendek,
tetapi pada sel saraf sensori, dendrit berukuran panjang.
2.
Neurit (akson) merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang
dan berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel. Neurit dari beberapa sel saraf
dibungkus oleh selaput mielin.
Selaput atau selubung myelin ini tersusun sebagian besar oleh lemak. Neurit
diibaratkan sebagai kabel listrik; kawat halus di dalamnya sebagai neurofibril
dan pembungkusnya sebagai selaput myelin. Selaput mielion berfungsi untuk
melindungi neurit dan memberi nutrient, selaput myelin merupakan kumpulan sel Schwann. Tidak semua bagian neurit
deselubungi selaput mielin. Pada tempat-tempat tertentu terdapat suatu
penyempitan melingkar (sirkuler) yang disebut nodus Ranvier (Node of Ranvier), sehingga serbut saraf tampak
seperti buku-buku.
Nama
|
Struktur
|
Fungsi
|
Neuron sensori
|
Badan selnya bergelombang membentuk ganglion. Aksonnya
pendek, sedangkan dendritnya panjang
|
Membawa rangsangan ke system saraf pusat
|
Interneuron (neuron intermediet)
|
Dendritnya pendek dan aksonnya ada yang pendek dan
panjang
|
Menerima rangsangan dari neuron sensori atau neuron
intermediet yang lain.
|
Neuron motor
|
Dendrite pendek dan aksonnya panjang
|
Membawa/meneruskan system saraf pusat ke efektor
|
Berdasarkan pada struktur dan fungsinya, terdapat tiga macam sel saraf,
yaitu sel saraf sensori, motor, dan konektor (interneuron).
a.
Sel
Saraf Sensori (Neuron Sensori)
Sel saraf sensori merupakan sel saraf yang berfungsi
untuk menghantarkan impuls saraf dari alat indra menuju ke sumsum tulang
belakang. Oleh karena itu sel saraf sensori disebut juga sel saraf indra.
Dendritnya berhubungan dengan indra untuk menerima rangsang, sedangkan
neuritnya berhubungan dengan sel saraf lain.
b.
Sel
Saraf Motori (Neuron Motor)
Sel saraf ini berfungsi untuk menyampaikan perintah dari
otak atau sumsum tilang belakang menuju ke otot aatu kelenjar tubuh. Sel saraf
ni disebut juga sebagai sel saraf penggerak. Dendritnya berhubungan dengan
neurit dari neuron lain sedangkan neuritnya berhubungan dengan efektor. efektor
biasanya berupa otot atau kelenjar tubuh. Badan sel saraf motor terdapat pada
pusat saraf.
c.
Sel
Saraf Konektor (Interneuron)
Interneuron atau neuron konektor merupakan sel sarf
berkutub banyak (multi polar) yang memiliki banyak dendrite dan akson. Fungsi
sel saraf ini disebut pula sebagai sel saraf perantara atau penghubung. Ujung
dendrit sel saraf yang satu berhubungan dengan ujung neurit sel saraf yang
lain. Pada pertemuan ujung neurit dengan dendrit sel saraf berikutnya terdapat
celah sempit yang disebut sinapsis.
Pada tempat tertentu, badan sel saraf terkumpul membentuk simpul saraf yang
disebut ganglion.
PRINSIP PENGHANTAR IMPULS
Rangsangan yang diterima
oleh saraf sensori dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Sinapsis
merupakan titik pertemuan antara terminal neuron yang satu dengan lainnya.
a.
Penghantaran lewat sel saraf
Jika tidak
ada penghantaran, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan
listrik di luar membrane neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di
dalam neuron adalah negative.keadaan seperti ini disebut juga polarisasi. Jika
neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membrane akan berubah.
Akibatnya, polarisasi membrane berubah. Polarisasi mengalami pembalikan di
lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga
menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson.
Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaannya seperti semula.
Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu
ini disebut periode refraktori.
b.
Penghantaran lewat sinapsis
Sinapsis
adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron. Jika impuls tiba
di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane
prasinapsis terhadap ion Ca. akibatnya, ion Ca masuk dan gelembung sinapsis
melebur dengan membrane prasinapsis sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis. Neurotransmitter membawa impuls
ke membrane post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian
neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membrane
post-sinapsis, misalnya enzim asetilkolinesterase. Jika neurotransmitternya
berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat.
Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk
dipergunakan lagi.
GERAK REFLEKS
Gerak merupakan salah satu aktivitas tubuh yang dapat
digunakan untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Sering kali dalam
kehidupan sehari-hari kita melkukan gerakan yang disadari maupun yang tidak
kita sadari.
Impuls pada gerak biasa melalui perjalan yang berbeda
dengan gerak refleks. Pada gerak biasa, impuls yng diterima oleh reseptor
berjalan ke saraf sensori, selanjutnya dibawa ke otak untuk di olah. Hasil
olahan di otak berupa tanggapan akan dibawa oleh saraf motor menuju ke efektor.
Gerak refleks melalui
jalan pendek, yaitu diawali dari reseptor sebagai penerima rangsang kemudian
dibawa oleh saraf konektor ke pusat saraf. Impuls tersebut selanjutnya diteima
sel saraf konektor tanpa diolah oleh otak, kemudian tanggapan dikirim oleh
saraf motor menuju ke efektor. jalannya impuls pada suatu kegiatan refleks
disebut lengkung refleks. Berdasarkan letak penghubungnya, gerak refleks
dibedakan menjadi refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Disebut
refleks otak apabila saraf penghubungnya terletak didalam otak, misalnya
refleks pupil mata yang membesar atau mengecil sebagai respons terhadap
perubahan intensitas cahaya. Disebut refleks sumsum tulang belakang apabila
saraf penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang belakang. Misalnya refleks
pada lutut.
SUSUNAN SISTEM SARAF
a.
System
saraf pusat
System saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Seluruh
aktivitas tubuh kita dikendalikan oleh system saraf pusat tersebut. Otak
berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh. Otak dilindungi oleh tengkorak
sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Kedua organ system saraf juga dilindungi oleh selaput otak yang disebut
meninges. Meninges terdiri dari tiga lapis, dari dalam keluar, yaitu:
1. Pia
mater
Pia mater adalah selaput paling dalam dan sangat dekat
dengan permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini menyelipkan diri
ke dalam celah-celah yang ada pada otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan ini
banyak mengandung pembuluh darah, sehingga berperan dalam menyalurkan oksigen
dan zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
2. Araknoid
Araknoid berupa selaput jarring yang lembut, terletak
anatar pia mater dan dura mater.
3. Dura
mater
Dura mater merupakan lapisan terluar yang padat dan keras serta bersatu
dengan tengkorak.
- Otak
Otak merupakan pusat saraf
utama, terletak didalam rongga tengkorak. Ukuran otak manusia bervariasi,
ditentukan oleh jenis kelamin, umur, dan ukuran fisik seseorang. Ukuran otak
manusia mencapai maksimum pada usia 18 tahun. Berat otak orang dewasa sekitar 1,4
kg. Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar.
Otak dibagi menjadi 3
daerah, yait otak depan, otak tengah dan oatk belakang. Pembagian daerah ini
tampak nyata hanya selama perkembangan
otak pada fase embrio, sedangkan pada otak manusi dewasa sudah tidak
tampak nyata karena masing-masing terdiri dari beberapa bagian atau lobus.
-
Thalamus
Thalamus
memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan ke bagian lain di otak. Jadi,
thalamus merupakan pusat penerus impuls sensori ke berbagai bagian sensori
serebrum. Thalamus juga melakukan persepsi terhadap rasa sakit dan rasa
menyenangkan. Thalamus mengatur dan mengoordinasi manifestasi luar dari
emosi.
-
Hipotalamus
Hipotalamus
memiliki fungsi penting untuk mengontrol sejumlah fungsi autonom. Hipotalamus
merupakan pusat koordinasi system saraf autonom yang mengendalikan suhu tubuh,
selera makan, lapat, haus, keseimbangan metabolism karbohidrat dan lemak,
tekanan darah, tingkah laku, dan tidur. Hipotalamus juga mengontrol fungsi
tertentu kelenjar pituitary (kelenjar hipofisis) dengan menghasilkan faktor
pelepas.
-
Kelenjar pituitary
Kelenjar
pituitary atau hipofisis serebri adalah kelenjar endokrin yang terletak di
lekuk kecil pada dasar tengkorak (selatursika), tepat di bawah hipotalamus dan
dihubungkan oleh tangkai kecil. Satu-satunya fungsi kelenjar pituitary yang
telah diketahui adalah sekresi hormone.
b.
System
saraf tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tak
sadar.
1. Sistem
Saraf Sadar
Sistem saraf sadar artinya saraf yang mengatur gerakan
yang dilakukan secara sadar, di bawah komando kesadaran kita. Sebagai contoh,
tangan kita gerakan karena secara sadar kita ingin mengambil gelas; bibir
bergerak karena kita sadar ingin berbicara.
System saraf sadar meliputi system saraf kepala dan sistem saraf tulang
belakang. Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari
otak.
2. Sistem
Saraf Tak Sadar
Sumsum saraf ini terletak khusus di sumsum tulang
belakang. Susunan saraf simpatik dan saraf tulang belakng. Susunan saraf
autonom dan saraf parasimpatetik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak padaposisi ganglion. Saraf simpatetik memilki ganglion
yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga memiliki serabut praganglion pendek dan memilki serabut
postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memilki serabut
praganglion yang panjang akarena ganglion menempel pada organ yang dibantu
efektor dan memilki serabut postganglion pendek.
B.
SISTEM
HORMON
Hormon
merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar
endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memilki saluran tersendiri.
Sekresi kelenjar endokrin disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan
dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan
mempengaruhi jaringan dan organ sasaran atau organ target yang letaknya jauh
dari kelenjar. Tidak seperti sistem syaraf, pengaruh hormon berjalan lambat..
meskipun demikian, karena hormon mempengaruhi metabolisme sel, maka pengaruhnya
pada jaringan dan menetap. Selain dihasilkan dari kelenjar endokrin, hormon ada
pula yang dihasilkan dari sel-sel saraf tertentu yang disebut sel neurosekretori. Hormon yang dihasilkan
disebut neurohormon.
Di dalam
tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan
internal, reaksi terhadap stress, serta tingkah laku. Dalam kegiatan tubuh,
hormon hanya sedikit diperlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang sangat
luas. Hormon dikeluarkan sebagai respons atas rangsangan saraf secara langsung
kepada kelnjar yang cocok. Contohnya sekresi adrenalin dari medulla adrenal
terjadi karena stimulasi dari sistem saraf simpatetik atau karena substansi
tertentu dalam darah. Macam-macam kelenjar endokrin pada tubuh manusia antara
lain hipofisis, epifisis, tiroid, paratiroid, timus, glandula adrenal,
pancreas, kelenjar kelamin, kelenjar pencernaan. Berikut ini akan dibahas lebih
rinsi masing-masing kelenjar tersebut.
1.
Kelenjar
Hipofisis (Pituitari)
Kelenjar hipofisis terdapat pada lekukan tulang
selatursika di bagian tengah tulang baji. Ukurannya kurang lebih sebasar kacang
ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus anterior (depan), intermediet
(tengah), dan posterior (belakang).
Lobus intermedit terdapat dalam kelenjar putuitari bayi, sedangkan pada orang
dewasa hanya merypakan sisa saja.
Meskipun berukuran kecil, hipofisis memegang peranan
penting dalam koordibasi tubuh sehingga sering disebut master of glands. Berikut ini bahasan tentang kelenjar hipofisis
bagian anterior, posterior, dan tengah.
a.
Kelenjar Hipofisis Anterior
Kelenjar ini
merupakan penghasil hormon yang paling beraneka raga mdan mempengaruhi
bermacam-macam organ.
Hormon
diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika produksi suatu hormon kurang atau
berlebihan akan membawa akibat yang tidak diinginkan. Misalnya jika produksi
hormon somatotrof terlalu berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa.
Apabila berlebihan hormone somatotrof terjadi di usia dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan ujung-ujung tulang kearah samping. Sebaliknya, jika hormon
somatotrof terlalu sedikit maka akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan atau
kekerdilan.
b.
Kelenjar Hipofisis Posterior dan Tengah
Hipofisis bagian tengah hanya menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH).
MSH mempengaruhi warna kulit individu.
2.
Kelenjar
Epifisis
Kelenjar epifisis terdapat di otak bagian atas. Hingga
saat ini belum dapat diketahuai dengan pasti hormon yang dihasilkan dan
pengaruhnya.
3.
Kelenjar
Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdapat di leher
bagian depan sebelah jakun dan terdiri dari dua lobus, hormon terpenting yang
disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin. Tiroksin mengandung yodium.
Hipertiroid (kelebihan produksi hormone tiroid)
menyebabkan gejala hipermetabolisme atau disebut juga morbus basedowi dengan tanda-tanda yaitu gugup, nadi dan napas
cepat serta tidak teratur, mulut ternganga, dan mata lebar (eksoftalmus). Hipotiroid sebelum dewasa
menyebabnkan kretinisme (kerdil),
penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal.
Hipotiroid pada orang dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju
metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan
rambut rontok.
4.
Kelenjar
Anak Gondok (Glandula Paratiroid)
Kelenjar ini mensekresikan hormon yang dinamakan parathormon (PTH). Kelenjar anak gondok
terdiri dari empat struktur kecil yang menempel di permukaan belakang kelenjar
tiroid. Peranan hormon ini adalah untuk metabolisme kalsium (Ca2+)
dan fosfat (PO43+).
Hipoparathormon (kekurangan parathormon) menyebabkan
gejala kekejangan otot, sedangkan hiperparathormon menyebabkan kelainan pada
tulang, seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah. Selain itu, kelebihan
Ca2+ yang apabila dieksresikan dalam air seni berasam ion fosfat
dapat menyebabkan batu ginjal.
5.
Kelenjar
Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbun hormon
somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
6.
Kelenjar
Anak Ginjal (Glandula Adrenal)
Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak
di atas tiap ginjal. Kelenjar ini kaya akan persesiaan darah. Baik secara
anatomi, ataupun fungsional, kelenjar itu terdiri dari dua bagian yang berbeda.
Bagian luar disebut korteks adrenal dan bagian dalam disebut medulla adrenal.
Bagian medulla menghasilkan hormone adrenalin
(epinefrin). Adrenalin berpengaruh
terhadap penyempiatan pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah dan
denyut jantung meningkat, mengubah glikogen (gula otot) menjadi (gula darah).
Bersam insulin (secret dari kelenjar pancreas), adrenalin mengtur kadar gula
dalam darah sampai 0,1%.
Bagian korteks mensekresikan hormon kortin (kortison dan
deoksikortison). Kekurangan hormone ini menyebabkan penyakit Addison, yang
gejalanya antara lain tekanan darah rendah dan nafsu makan hilang. Penykit ini
dapat menybabkan kematian pada penderita.
7.
Kelenjar
Langerhans (Pankreas)
Pulau-pulau Langerhans adalah sekelompok sel yang
tersebar di seluruh pancreas dan kaya akan pembuluh darah. Kelenjar Langerhans
menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin berfungsi mengubah gula darah
(glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati sehingga mengurangi kadar gula
dalam darah. Glukagon yang berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan diabetes mellitus (kencing manis)
akibat kenaikan kadar gula dalam darah.
8.
Kelenjar
Kelamin
Testis merupakan kelenjar kelamin laki-laki yang
mengandung sel Leydig. Sel-sel Leydig
menghsilkan hormone testoteron yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Misalnya suara
menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut pada daerah-daerah
tertentu (kumis, janggut, cambang). Disamping itu testoteron juga mempengaruhi
proses spermatogenesis.
Ovarium adalah kelenjar kelamin wanita yang mensekresikan
hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini
berpengaruh terhadap pertumbuhan kelamin sekunder pada wanita. Misalnya
membesarnya payudara dan pinggul, serta dimulainya menstruasi.
9.
Kelenjar
Pencernaan
Kelenjar pada lambung menghasilkan hormon gastrin, yang
berfungsi merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar pada usus memproduksi
hormon sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pankreas dan hormon
kolesistokinin yang merangsang sekresi getah ampedu.
C.
ALAT
INDERA
Alat indra
adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua
organisme memilki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut
dapt berasal dari dalam dirinya atau dating dari luar, reseptor diberi nama
berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia), fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audireseptor (penerima rangsang suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsang fisik, seperti tekanan, sentuhan,
dan getaran). Selain itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi
mengenali perubahan lingkungan luar yang dikelompokan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok
reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat
di seluruh tubuh manusia.
Ada lima
macam alat indra pada tubuh manusia, yaitu indra penglihat, indra pendengar,
indra peraba dan perasa, indra pencium, dan indra pengecap. Berikut ini akan
dibahas secara rinci alat tersebut satu persatu.
1.
Indra
penglihat (mata)
Mata adalah
organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor.
Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, system lensa untuk memusatkan cahaya
pada reseptor, dan system saraf untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke
otak.
Lapisan bola mata:
Bola mata memiliki garis tengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening.
Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu sklera, koroid, dan retina.
1). Sklera
Sklera merupakan lapisan
yang dibangun oleh aringan ikat fibrosa dan berwarna putih. Fungsi lapisan ini
sebagai pelindung. Di sebelah luar sklera terdapat lapisan sel-sel epithelium
yang membentuk membrane mukosa yang disebut konjungtiva.lapisan
konjungtiva menjaga kelembapan mata. Lapisan sklera dibagian depan bersifat
transfaran, disebut kornea. Korne
berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan
berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat difokuskan. Lapisan konjungtiva
tidak menutupi sclera.
2) Koroid
Koroid adalahh lapisan
yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh darah dan
sejumlah sel pigmen. Letaknya di sebelah dalam sklera. Dibagian depan mata,
lapisan koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris yang tengahnya
berlubang. Lubang itu disebut orang-orangan mata atau pupil. Sinar masuk melalui pupil. Dibelakang iris terdapat selaput
berpigmen yang memancarkan warna biru, hijau, cokelat, atau hitam, tergantung
pada pigmen yang dikandungnya. Melebar atau menyempitnya pupil diakibatkan oleh
kontraksi dan relaksasinya otot yang mengelilingi iris (otot sirkuler). Jadi
iris berfungsi sebagai diafragma.
3) Retina
Retina merupakan lapisan
bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitive terhadap cahaya. Pada
retina terdapat reseptor berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya
membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai e otak. Bagian lapisan retina
yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otak tidak memiliki reseptor dan
tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita tidak dapat
mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
Mendengar
adalah kemampuan untuk mendeteksi vibrasi mekanis (getaran) yang kita sebut
suara. Dalam keadaan biasa, getaran mencapai indera pendengar, yaitu telinga,
melalui udara.
Telinga merupakan alat pendengar dan alat keseimbanagan.
Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga
luar, telinga tengah, dan elinga
dalam.
a. Telinga luar
Terdiri atas daun telinga dan lubang telinga luar. Daun
telinga terdiri atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung
paling bawah, yaitu cuping telinga, terdiri atas lemak. Daun telinga berfungsi
untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk. Saluran luar yang dekat
dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk,
dan terdapat kelenjar lilin yang berperan menjaga agar permukaan saluran luar
dan gendang telinga tidak kering.
b.
Telinga
Tengah
Merupakan rongga yang berhubungan dengan faring melalui saluran Eustachiu. Fungsi saluran ini
untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di
dalam telinga tengah. Pada telinga tengah terdapat membran timpani dan tulang-tulang telinga tengah. Membran timpani
(disebut juga dengan istilah gendang telinga) merupakan selaput yang menerima
gelombang bunyi dan memisahkan antara telinga luar dan telinga dalam.
Tulang-tulang telinga terdiri atas tiga macam, yaitu
tulang martil (malleus) yang menempel pada gendang telinga, tulang martil
(bentuknya seperti martil) melekat pada gendang tilnga dan tulang sanggurdi
(bentuknya menyerupai sanggurdi, tempat pijakan kaki dalam menunggang kuda)
berhubungan dengan jendela oval pada telinga dalam. Rangkaian ketiga tulang ini
berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga
telinga.
c. Rongga
Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang
menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang, dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri
dari utrikulus dan sakulus di dalam vestibula, saluran
koklea di dalam koklea, dan membrane saluran setengah lingkaran merupakan organ
keseimbangan, sedangkan koklea merupakan organ pendengar.
d. Proses
Mendengar
Bagaimana kita bisa mendengarkan suara? Mekanisme
mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui liang
telinga, yang akan menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan diteruskan
ke dalam telinga tengah melalui tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya getaran
diteruskan ke telinga dalam melalui selaput jendela oval dan menggetarkan
cairan perilimfe yang terdapat di dalam skala vestibul. Getaran cairan tersebut
akan menggetarkan membrane Raissner dan menggetarkan cairan endolimfe dalam
skala media. Getaran cairan ini menggerakan membrane basiler yang selanjutnya
menggetarkan cairan dalam skala timpani. Pada saat membrane basiler bergetar
akan menggerakan sel-sel rambut, dan ketika sel-sel rambut tersebut menyentuh
membrane didalam otak melalui saraf sensori (saraf pendengar).
e.
Mekanisme terjadinya suara
Gelombang
suara yang masuk ke dalam liang telinga akan memukul gendang telinga (membrane timpani) sehingga bergetar.
Getaran membawa timpani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga
tulang kecil, yang terdiri dari tulang martil (maleus), landasan (inkus),
dan sanggurdi (stapes).
Telinga
tengah dihubungkan ke nasofaring oleh tabung Eustachius. Getaran dari osikula yang paling dalam (dari tulang
sanggurdi) ditransmisikan ke telinga dalam melalui membrane jendela oval ke
koklea. Koklea merupakan suatu tabung yang kurang lebih panjangnya 3 cm dan
bergulung seperti rumah siput. Koklea berisi cairan limfa.
Getaran dari
jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea.
Selanjutnya, getaran diteruskan dengan gerak berlawanan arah ke jendela bundar.
Di bagian dalam ruangan koklea terdapat organ Korti. Organ Korti berisi sel-sel
rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel
rambut tersebut terletak di antara membrane basiler dan membrane tektorial.
Getaran dalam cairan koklea menimbulkan getaran dalam membrane basiler. Hal ini
menggerakan sel-sel rambut terhadap membrane tektorial, yang berarti
menstimulasinya. Impuls listrik yang timbul dalam sel ini kemudian diteruskan
oleh saraf auditori ke otak. Dengan demikian kita dapat mendengarkan suara.
f.
Alat keseimbangan (ekuilibrium)
Peranan lain
dari telinga adalah sebagai alat keseimbangan. Alat ini berupa saluran setengah
lingkaran dan setiap saluran menggembung pada salah satu ujungnya yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat
reseptor yang berupa kelompok sel saraf sensori yang memilki rambut dalam tudung
gelatin yang berbentuk kubah, disebut kupula.
Selain tiga saluran setengah lingkaran terdapat alat keseimbangan yang terletak
di dalam utrikulus dan sakulus yang berupa sekelompok sel saraf yang ujungnya
berupa rambut bebas yang ukurannya sangat kecil. Perubahan posisi kepala
menyebabkan otolit bergeser posisinya, akibatnya timbul impuls yang akan
dikirim ke oatak, sehingga mereka mersakan sedang miring atau tegak. Gerakan
melingkar pada kepala mengakibatkan terjadinya aliran cairan limfe dan
menggerakkan otolit meskipun kita sudah berhenti berputar. Akibatnya kita
merasa pusing.
3.
Indra
peraba dan perasa (kulit)
Kulit
meruapakn indra peraba, sebab memili ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor
khusus untuk sentuk sentuhan, tekanan, temperature(panas dan dingin), serta
rasa sakit. Sebagaian besar reseptor terletak pada lapisan dermis, dan juga
yang terletak pada lapisan epidermis. Ujung-ujung saraf tersebut ada yang
terbungkus kapsul (disebut korpuskula)
dan ada yang tidak terbungkus (disebut ujung-ujung saraf bebas). Ujung saraf
yang tergolong korpuskula adalah korpuskula meissner (reseptor untuk
sentuhan, terletak dekat permukaan kulit), dan korpuskula Ruffini (ujung saraf peraba). Ujung saraf bebas antara
lain reseptor untuk sentuhan yang terletak dilapisan epidermis kulit, serta
reseptor untuk sentuhan yang terletak di pangkal setiap rambut. Selain itu ada
pula Lempeng Markel yang merupakan
ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan ringan. Reseptor tidak merata di
seluruh permukaan tubuh. Contohnya reseptor sentuhan, dikulit ujung jari
terdapat sekitar 100 reseptor per sentimeter persegi, sedangkan di kulit bagian
belakang tangan terdiri kurang dari 10 untuk setiap sentimeter persegi.
4.
Indra
pembau (hidung)
Manusia mampu mendeteksi dengan menggunakan sel-sel
reseptoe yang ada di dalam hidung. Sel-sel sensori penerima rangsang gas kimia
(kemoreseptor) terdapat pada lapisan epithelium yang terletak di sebelah dorsal
rongga hidung, dan terlindung oleh lender (merkus). Di akhir setiap sel sensori
terdapat beberapa cilia atau rambut pembau. Molekul-molekul larut dalam air dan
lemak yang ada di udara akan larut dalam lapisan lender tersebut dan
menimbulkan sensasi bau. Aktifnya indra pembau dirangsang oleh gas yang
terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah
hilang karena dihadapkan pada bau yang sesak dan pengap, maka kalian tidak segera
merasakan bau yang tidak enak tersebut.
5.
Indra
pengecap (lidah)
Lidah
merupakan organ yang tersusun atas otot. Di permukaan lidah banyak tonjolan
kecil yang disebut papilla lidah,
memberi kesan lidah terlihat kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
Permukaan lidah dilapisi oleh lapisan epithelium yang banyak mengandung
kelenjar lendir. Selain itu terdapat reseptor pengecap berupa kunsup pengecap.
Kuncup pengecap tersebut terdiri atas sekelompok sel sensori yang memiliki
tonjolan seperti rambut. Kuncup pengecap dapat membedakan empat macam rasa,
yaitu manis, asam, dan asin. Letak kuncup pengecap tertentu lebih banyak
berkumpul pada daerah tertentu pada lidah.
D.
KELAINAN
PADA SISTEM REGULASI
1.
Amnesia yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengenali
kejadian-kejadian atau mengingat apa yang terjadi dalam suatu periode di masa
lampau akibat goncangan batin atau cedera otak.
2.
Stroke yaitu kerusakan otak akibat tersumbatnya atau
pecahnya pembuluh darah di otak.
3.
Cutter , penderita cutter diduga ratusan sampai ribuan.
Penderita selalu melukai dirinya sendiri pada saat depresi, strees atau
bingung.
4.
Neuritis yaitu radang saraf yang disebabkan oleh pengaruh
fisik seperti tekanan pukulan dan patah tulang.
5.
Transeksi yaitu kerusakan sebagian atau seluruh segmen
tertentu dari medulla spinalis, misalnya karena jatuh atau tertembak yang
disertai dengan hancurnya tulang-tulang belakang (vertebra).
6.
Parkinson yaitu penyakit yang disebabkan oleh
berkurangnya neurotransmitter dopamine pada dasar ganglion.
7.
Epilepsy yaitu suatu penyakit yang terjadi karena
dilepaskannya letusan-letusan listrik (impuls) pada neuron-neuron diota.
8.
Poliomyelitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh inveksi
virus yang menyerang neuron motor system saraf pusat (otak dan medulla
spinalis).
9.
Neurastonia yaitu penderita lemah saraf biasanya pemarah,
kecil hati, dan kurang tenaga.
BAB III
Penutup
Kesimpulan……………………………………………….
Saran……………………….……………………….