Kamis, 21 Februari 2013

Tips Memilih Jurusan Di SNMPTN


*Ujian Nasional* sebentar lagi dilaksanakan dan selanjutnya adalah
menentukan langkah selanjutnya. Bagi kalian yang ingin meneruskan
pendidikan masuk ke perguruan tinggi tentunya harus sudah menyiapkan
jurusan apa yang akan diambil nanti. Beberapa anak  suka mengalami
kendala dalam memutuskan utuk memilih perguruan tinggi mana dan
/*memilih jurusan kuliah*/ apa karena sebagian anak belum mengetahui
bakat dan minatnya sendiri.




Tak sedikit anak yang */memilih jurusan kuliah/* atas dasar ikut-ikutan
temannya yang sudah kuliah, karena dorongan dan paksaan orang tua dan
juga karena mengikuti pacar. Yang perlu kalian tau jika memilih jurusan
kuliah tidak sesuai dengan kepribadian, bakat, minat serta potensi diri
kita sendiri akan menimbulkan beberapa masalah dalam proses study. Salah
memilih jurusan kuliah punya dampak yang signifikan terhadap kehidupan
di masa mendatang, kira-kira apa */dampak salah memilih jurusan
kuliah/*? Ada yang tau?


    Berikut Dampak Salah Memilih Jurusan Kuliah

*1.      **Problem Psikologis*


Mempelajari sesuatu yang tidak sesuai minat, bakat dan kemampuan,
merupakan pekerjaan yang sangat tidak menyenangkan, apalagi kalau itu
bukan kemauan / pilihan anak, tapi desakan orang tua. Belajar karena
terpaksa itu akan sulit dicerna otak karena sudah ada blocking emosi.
Kesal, marah, sebal, sedih, itu semua sudah memblokir efektivitas kerja
otak dan menghambat motivasi. */Memilih jurusan kuliah/* sesuai dengan
saran teman atau trend, padahal tidak sesuai dengan minat diri juga
punya dampak psikologis, yakni menurunnya daya tahan terhadap tekanan,
konsentrasi dan menurunnya daya juang. Apalagi kalau pelajaran kian
sulit, masalah semakin bertambah, bisa menyebabkan kuliah terancam
terhenti di tengah jalan.
*2.      **Problem akademis*
Problem akademis yang bisa terjadi jika /*salah mengambil jurusan
kuliah*/ yaitu, seperti prestasi yang tidak optimum, banyak mengulang
mata kuliah yang berdampak bertambahnya waktu dan biaya, kesulitan
memahami materi, kesulitan memecahkan persoalan, ketidakmampuan untuk
mandiri dalam belajar, dan buntutnya adalah rendahnya nilai indeks
prestasi. Selain itu, */salah memilih jurusan kuliah/* bisa mempengaruhi
/*motivasi belajar*/ dan tingkat kehadiran. Kalau makin sering tidak
masuk kuliah, makin sulit memahami materi, makin tidak suka dengan
perkuliahannya akhirnya makin sering bolos. Padahal, tingkat kehadiran
mempengaruhi nilai.
*3.      **Problem relasional*
/*Salah memilih jurusan kuliah*/ membuat anak tidak nyaman dan tidak
percaya diri. Ia merasa tidak mampu menguasai materi perkuliahan
sehingga ketika hasilnya tidak memuaskan, ia pun merasa minder karena
merasa dirinya bodoh, dsb hingga dia menjaga jarak dengan teman lain,
makin pendiam, menarik diri dari pergaulan, lebih senang mengurung diri
di kamar, takut bergaul karena takut kekurangannya diketahui, dsb. Atau,
anak bisa jadi agresif karena kompensasi dari inferioritas di pelajaran.
Karena dia merasa kurang di pelajaran, maka dia berusaha tampil hebat di
lingkungan sosial dengan cara missal, mendominasi, mengintimidasi anak
yang dianggap lebih pandai, dsb.
Nah, setelah kita tau betapa besar dampak *salah memilih jurusan
kuliah*, maka tugas kita selanjutnya adalah bagaimana cara memilih
jurusan yang benar.


      *Bagaimana memilih jurusan kuliah yang tepat?*

/*Memilih jurusan kuliah*/ pada dasarnya merupakan sebuah proses yang
sudah dimulai sejak masa anak-anak. Kesempatan, stimulasi, pengalaman
apa saja yang diberikan pada anak sejak kecil secara optimum dan
konsisten, itu akan menjadi bekal, modal dan fondasi minat dan bakatnya.
Makin banyak dan luas exposure-nya, makin anak tahu banyak tentang
dirinya, tapi makin sedikit exposure nya, makin sedikit juga pengetahuan
anak tentang dirinya. Menurut Gunadi et al (2007), ada beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan jurusan agar jurusan
yang dipilih tepat, berikut */tips memilih jurusan yang tepat /*menurut
Gunadi (2007):

  * */Mencari informasi secara detil mengenai jurusan yang diminati./*
    Sebelum memilih jurusan, hendaknya anak punya informasi yang luas
    dan detil, mulai dari ilmunya, mata kuliahnya, praktek lapangan,
    dosen, universitasnya, komunitas sosialnya, kegiatan kampusnya,
    biaya, alternative profesi kerja, kualitas alumninya, dsb.
  * */Menyadari bahwa jurusan yang dipilih hanya merupakan salah satu
    anak tangga awal dari dari proses pencapaian karir./* Anak perlu
    tahu realitanya, bahwa jurusan yang dipilih tidak menjamin
    kesuksesan masa depannya. Jangan dikira bahwa dengan kuliah di
    jurusan tersebut maka hidupnya kelak past sukses seperti yang di
    iklankan.
  * */Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan kemampuan dan minat
    siswa yang bersangkutan./* Jika seorang siswa memilih jurusan sesuai
    dengan kemampuan dan minatnya, maka dirinya akan mampu bertahan
    dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika
    dirinya tidak memiliki kemampuan dan minat dalam jurusan yang
    dipilih, bisa mempengaruhi  /*motivasi belajar*/ seperti yang telah
    dijelaskan di atas.
  * */Berpikiran jauh ke depan melihat konsekuensi dari setiap
    pilihan/*, apakah mampu menjaga komitmen dan konsekuensi kerja
    sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan pasti ada
    konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak
    ingin menjalani konsekuensinya. Jangan sampai ingin jadi dokter tapi
    tidak siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari
    pasiennya; ingin jadi tentara tapi takut berperang; ingin jadi guru
    tetapi tidak sabar / tidak senang disuruh menghadapi anak murid.
    Jadi, kalau sudah punya cita-cita, siapkan mental, fisik dan
    komitmen untuk mau belajar menghadapi tantangannya.
  * */Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan cita-cita anak.
    /*Setiap anak pasti memiliki cita-cita. Jika anak bercita-cita
    menjadi psikolog maka sebaiknya memilih jurusan psikologi bukan
    jurusan sosiologi atau yang lainnya. Jika ingin menjadi dokter, ya
    harus mengambil kuliah kedokteran. Pelajari bidang studi yang
    mempunyai beberapa proses. Misalnya, anak kelak ingin menjadi dokter
    bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di kedokteran umum.
  * */Menyiapkan beberapa alternatif./* Alangkah baiknya jika anak
    memiliki lebih dari satu alternative untuk menjaga jika dirinya
    tidak masuk di alternative pertama, maka masih ada kesempatan di
    alternative berikutnya. Pemilihan alternative studi harus pun
    diupayakan yang masih sesuai dengan minat dan kemampuan anak, bukan
    karena pilihan yang paling besar kemungkinan diterima padahal tidak
    sesuai minat.

    selain itu yaitu


        1. Bukan hanya Prospek Kerja

    Sudah saya singgung di atas, kalau memilih jurusan tidak hanya
    sekedar melihat prospek kerja saja. Yang paling penting menurut saya
    adalah seberapa senang kita dengan jurusan tersebut. Karena banyak
    kejadian mahasiswa yang tadinya memilih jurusan hanya dengan alasan
    “prospek kerja” tidak mampu bertahan atau lulus dengan waktu yang
    tidak wajar.
    Jika kalian masih bingung dengan apa yang kalian suka, saya sarankan
    ambil jurusan yang general. Apa sih jurusan yang general itu? MIPA,
    Informatika, Sistem Informasi, dll.


        2. Seberapa Suka dengan Jurusan Tersebut

    “Saya mau FK UI”, jika kalian sudah mantap seperti yang diucapkan
    tadi kalian tidak perlu bingung lagi untuk memilih. Sisanya kalian
    harus berfikir bagaimana supaya masuk di jurusan yang kalian minati,
    jika kalian benar-benar ingin dengan jurusan tersebut, seharusnya
    tidak ada lagi alasan “saya tidak bisa”.


        3. Jangan terlalu terpaku dari Passing Grade

    Jika nilai “passing grade” kita masih belum lulus di jurusan
    tersebut, kita tidak boleh terlalu terpaku dengan passing grade.
    Sesungguhnya passing grade adalah buatan lembaga bimbel, jadi tidak
    mutlak seperti itu.


      4. Bertanya Pada Teman atau Orang Terdekat

Cobalah minta saran kepada teman atau orang tua kalian tentang mana
jurusan yang mungkin cocok bagi kita. Tetapi itu sebagai pertimbangan
saja, yang harus memutuskan adalah kita. Karena, terkadang orang
terdekat kita lebih tau tentang kita terhadap diri kita sendiri.
Jika kalian masih ada waktu untuk pergi ke SMA, coba minta pisikotes
kepada guru BP tentang minat dan bakat kita. Ketika saya di SMA dulu
saya melakukan ini sebelum memilih jurusan untuk SNMPTN dan hasilnya
cukup memberi gambaran kepada saya.


      5. Pilih Kampus yang Menarik

Lah apa maksudnya? maksud saya kita harus benar-benar suka dengan
lingkungan kampusnya, tentu saja yang menarik bukan? tetapi “menarik”
itu relatif sih, bisa saja saya menyebut kampus A menarik, tetapi kalian
tidak.
Pilihlah kampus yang bisa membuat kita merasa nyaman dalam belajar,
tentu kalian memiliki kriteria-kriteria berbeda. /Saya sendiri sekarang
malah tertarik dengan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS )
loh karena jurusan teknik terbaik ada di ITS dan aku pengen berprestasi
membanggakan nama bangsa di kancah internasional seperti mahasiswa
ITS!/Intinya, jika kita punya minat yang sangat besar, tentunya kita
tidak mau melepas cita-cita kita kan? dari situ kita akan berusaha
sekuat mungkin untuk meraih jurusan yang kita inginkan.
Kuliah membutuhkan banyak biaya dan waktu yang tidak sebentar. Maka,
selagi masih belum terlanjur, */memilih jurusan kuliah/* harus memang
benar-benar tepat untuk anda, jangan sampai nantinya putus ditengah jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar